Rahmad Maulidar

Rahmad Maulidar
Tgk. Rahmad Maulidar, S.Pd.I

Rabu, 21 September 2016

MAKALAH : Masyarakat Sebagai Ingkungan Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan  merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak, khususnya keluaga, sekolah dan, masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tri pusat pendidikan itu, baik sendiri maupun bersama-sama, merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan yakni membangun manusia Indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumber daya manusia pembangunan yang bermutu.
Lingkungan (environment) merupakan salah satu unsur/ komponen pendidikan. Lingkungan itu bermacam-macam yang satu dengan yang lain saling pengaruh-mempengaruhi berdasarkan fungsinya masing-masing dan kelancaran proses dan hasil pendidikan. Sebagaimana pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, baik dalam lingkungan keluarga yaitu orang tua sebagai pendidik di dalam keluarga dan guru di lingkungan sekolah. Pengaruh serta timbal balik pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sangatlah penting karena itu sangat menentukan kejiwaan serta tingkah laku anak didik dalam kehidupan sosial masyarakat. Pemahaman peranan keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan akan sangat penting dalam upaya membantu perkembangan peserta didik yang optimal.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan pada latar belakang, maka dalam makalah ini yang menjadi rumusan masalahnya berupa:
1.      Bagaimana yang dikatakan dengan komunitas pembelajaran?
2.      Bagaimana cara memperkuat pendidikan masyarakat?
3.      Bagaimana yang dikatakan dengan pendidikan berbasis masyarakat?
4.      Apa saja jenis kemitraan sekolah dengan masyarakat untuk pendidikan?

C.    Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dalam makalah kami ini yaitu untuk menjawab dari pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Pertanyaan tersebut berupa:
1.      Bagaimana yang dikatakan dengan komunitas pembelajaran?
2.      Bagaimana cara memperkuat pendidikan masyarakat?
3.      Bagaimana yang dikatakan dengan pendidikan berbasis masyarakat?
4.      Apa saja jenis kemitraan sekolah dengan masyarakat untuk pendidikan?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Komunitas Pembelajaran
1.      Definisi
Senge (1990) mendefinisikan komunitas adalah sebuah organisasi dimana anggotanya mengembangkan kapasitasnya secara terus menerus untuk mencapai hasil yang diinginkan, mendorong pola berpikir yang baru dan luas, dan terus belajar bagaimana belajar bersama-sama. Dalam  komunitas belajar terlihat saling bantu membantu diantara anggota komunitas. Kelas sebagai suatu komunitas dapat dibentuk menjadi komunitas belajar melalui upaya guru untuk membuat situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan tumbuhnya suasana komunitas.
Dengan demikian, definisi komunitas adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang untuk membentu satu organisasi yang memiliki kepentingan bersama. Komunitas dapat bersifat teritorial atau fungsional. Selain itu istilah komunitas dapat merujuk pada arti warga dalam sebuah kota, desa atau bahkan negara. Seperti yang kita ketahui warga perkotaan juga mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk dapat tinggal dan hidup di kota tersebut.
2.      Ciri-ciri komunitas pembelajaran
1)      Dukungan Pembelajaran. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa belajar sesunguhnya menyenangkan, bahwa semua anggota komunitas memiliki kapasitas untuk belajar, dan setiap orang memiliki kemampuan yang dapat digunakan dan karenanya perlu dihormati.
2)      Dukungan Guru. Melalui komunitas pembelajaran siswa diberdayakan menjadi pelajar yang mandiri (self-directed) dan committed. Guru dan administrator merupakan pelajar yang committed dengan inkuiri danrefleksi yang berkesinambungan. Sedangkan Kepala Sekolah adalah pemimpin pembelajaran, menjadi model belajar sepanjang hayat dan membantu pembelajaran anggota komunitas lainnya.
3)      Dukungan Orang Tua. Di dalam komunitas pembelajaran, orang tua siswa dan anggota komunitas lainnya tidak diperlakukan sebagai pihak luar, melainkan sebagai partisipan penuh. Oleh karena itu suatu sekolah perlu membangun kesejawatan dengan orang tua siswa, membangun kesan komunitas, membangun jaringan dan kesejawatan dengan komunitas lainnya.
4)      Dukungan Pemimpin. Peran kepemimpinan ini memerlukan pengembangan keterampilan baru untuk membangun visi yang sama, mengomunikasikan dan mengimplementasikan prosedur pelaksanaan, dan membantu pola sistematik dalam berpikir.
5)      Budaya Kerjasama. Sekolah yang berperan sebagai komunitas pembelajaran memiliki budaya kerjasama yang dicirikan dengan komitmen untuk peningkatan yang berkesinambungan.
3.      Manfaat sebuah komunitas
Manfaat dari sebuah komunitas pembelajaran antara lain:
-        Memberikan kesempatan kepada guru untuk meningkatkan pengajaran mereka,
-        Mendorong siswa, guru dan orang tua untuk bekerja sama,
-        Menyediakan informasi dan pembelajaran kepada semua stakeholder
-        Meningkatkan kualitas dan kedalaman berpikir
-        Mendorong proses inkuiri dimana komunitas belajar bersama
-        Membangun keterampilan untuk mengelola perubahan
-        Menghubungkan sekolah dengan lingkungan yang lebih luas
-        Menciptakan kaitan dan integrasi mata pelajaran di dalam kurikulum
-        Menggunakan hasil assesmen yang menunjukkan bahwa siswa mengetui dan dapat melakukannya
-        Terus menerus memeriksa apakah perkataan sesuai dengan perbuatan
-        Menekankan pentingnya tempat untuk belajar
-        Melaksanakan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan individu dan system
-        Mendorong peningkatkan melalui program pengembangan
-        Memeriksa kembali pandangan tentang pelaksanaan belajar-mengajar

B.     Memperkuat Pendidikan Masyarakat
Partisipasi orang tua ini sangat tergantung pada ciri dan kreativitas sekolah dalam menggunakan pendekatan kepada mereka. Artinya masyrakat akan berpartisipasi secara optimal terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah sangat tergantung pada apa dan bagaimana sekolah melakukan pendekatan dalam rangka memberdayakan mereka sebagai mitra penyelenggaraan sekolah yang berkualitas. Oleh sebab itu orang tua/ masyarakat yang tidak mendapatkan penjelasan dan informasi dari sekolah tentang apa dan bagaimana mereka dapat membantu sekolah (lebih-lebih di daerah perdesaan) akan cenderung tidak tahu apa yang harus mereka lakukan bagaimana mereka harus melakukan untuk membantu sekolah. Hal tersebut sebagai akibat ketidakmengertian mereka.
Melihat definisi pendidikan yaitu tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Kerjasama anatara orang tua dan sekolah (pendidik).
Pada dasarnya cukup banyak cara yang dapat ditempuh untuk menjalin kerja sama antara keluarga dengan sekolah. Berikut ini beberapa contoh:
1.      Adanya Kunjungan ke Rumah Anak Didik. Pelaksanaan kunjungan ke rumah anak didik ini berdampak sangat positif, di antaranya:
a)    Kunjungan melahirkan persaan pada anak didik bahwa sekolahnya selalu memerhatikan dan mengawasinya.
b)   Kunjungan tersebut member kesempatan kepada si pendidik melihat sendiri dan mengobservasi langsung cara anak didik belajar.
c)    Pendidik berkesempatan untuk memberikan penerangan kepada orang tua anak didik tentang pendidikan yang baik.
d)   Hubungan anatara orang tua dengan sekolah akan bertambah erat.
e)    Kunjungan dapat memberikan motivasi kepada orang tua anak didik untuk lebih terbuka.
f)    Pendidik mempunyai kesempatan untuk mengadakan interview mengenai berbagai macam keadaan.
g)   Terjadinya komunikasi dan saling memberikan informasi tentang keadaan anak.
2.      Diundangnya Orang Tua ke Sekolah. Jika ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah yang memungkinkan untuk dihadiri oelh orang tua, maka akan positif sekali artinya bila orang tua diundang untuk datang ke sekolah.
3.      Case Conference. Merupakan rapat atau konferensi tentang kasus. Biasanya digunakan dalam bimbingan konseling untuk ikut membicarakan masalah anak didik secaraa terbuka dan sukarela.
4.      Badan Pembantu Sekolah. Berupa organisasi orang tua murid atau wali murid dan guru. Organisasi dimaksud merupakan kerja sama yang paling terorganisasi anatara sekolah atau guru dengan orang tua murid.
5.      Mengadakan Surat Menyurat anatara Sekolah dan Keluarga. Surat-menyurat ini juga sebenarnya sangat baik bila dilakukan oleh orang tua kepada guru atau langsung kepala sekolah/ madrasah untuk memantau keadaan anak didiknya di sekolah.
6.      Adanya Daftar Nilai atau Raport. Raport biasanya diberikan setiap catur wulan kepada murid ini dapat dipakai sebagai penghubung antara sekolah dengan orang tua.

C.    Pendidikan Berbasis Masyarakat
Dalam mengembangkan pendidikan berbasis masyarakat seharusnya pemerintah memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Melayani masyarakat, merupakan pilar utama dalam memberdayakan dan membantu masyarakat dalam menemukan kekuatan dirinya untuk bisa berkembang secara optimal. Oleh karena itu, masyarakat harus diposisikan sebagai fokus pelayanan utama.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Sanafiah Faisal mengemukakan bahwa hubungan antar sekolah (pendidikan) dengan masyarakat paling tidak, bisa dilihat dari dua segi berikut:
1.     Sekolah sebagai patner masyarakat di dalam melaksanakan fungsi pendidikan. Dalam konteks ini, berarti keduanya, yaitu sekolah dan masyarakat dilihat sebagai pusat-pusat pendidikan yang potensial dan mempunyai hubungan yang fungsioanal.
a.       Fungsi pendidikan di sekolah sedikit banyak dipengaruhi pula oleh corak pengalaman seseorang di lingkungan masyarakat.
b.      Fungsi pendidikan di sekolah akan dipengaruhi oleh sedikit banyaknya serta fungsional tidaknya pendayagunaan sumber-sumber belajar di masyarakat.
2.     Sekolah sebagai prosedur yang melayani pesan-pesan pendidikan dari masyarakat lingkungannya. Hal ini berarti antara masyrakat dengan sekolah memiliki ikatan hubungan rasional berdasarkan kepentingan di kedua belah pihak. Berkenaan dengan sudut pandang tersebut, berikut ini dideskripsikan tentang hubungan rasional dimaksud:
a.       Sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan pendidikan masyarakatnya.
b.      Akurasi sasaran atau target pendidikan yang ditangani oleh lembaga atau organisasi persekolahan.
c.       Penunaian fungsi sekolah sebagai pihak yang dikontrak untuk melayani pesanan-pesanan pendidikan oleh masyarakatnya.
Berdasarkan beberapa pertimbangan, maka suatu sekolah perlu memanfaatkan masyarakat sebaik-baiknya, paling tidak bahwa pendidikan harus dapat mempergunakan sumber-sumber pengetahuan yang ada di masyarakat dengan alasan sebagai berikut:
1.      Dengan melihat apa yang terjadi di masyarakat, anak didik akan mendapatkan pengalaman langsung (first hand experience) sehingga mereka dapat memiliki pengalaman yang konkret dan mudah diingat.
2.      Pendidikan membina anak-anak yang bersal dari masyarakat, dan akan kembali ke masyarakat.
3.      Di masyarakat banyak sumber pengetahuan yang memungkinkan guru sendiri dalam mengetahuinya.
4.      Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan orang-orang yang terdidik dan anak didik pun membuthkan masyarakat.

D.    Kemitraan Sekolah dengan Masyarakat untuk Pendidikan
1.     Pengertian Kemitraan
Secara etimologis, kata atau istilah kemitraan adalah kata turunan dari kata dasar mitra. Mitra, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya teman, sahabat, kawan kerja. Kemitraan diartikan sebagai hubungan kooperatif antara orang atau kelompok orang yang sepakat untuk berbagi tanggungjawab untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan.
Dalam kemitraan yang berlaku adalah prinsip egaliter. Masing-masing pihak yang bermitra memiliki posisi dan tanggung jawab yang sama. Hubungan atasan-bawahan tidak berlaku dalam konteks kemitraan. Masing-masing menjalankan fungsi dan perannya sesuai dengan tugas dan batas-batas wewenang yang dimiliki.
Selain berkaitan dengan fungsi dan peran masing-masing dalam kemitraan, dalam kemitraan tercakup dimensi kepentingan yang dijadikan andalan. Model kemitraan mengandalkan pada kepentingan pribadi orangtua dan anggota masyarakat yang mau tidak mau membuat mereka berpartisipasi dalam aktifitas yang berkaitan dengan sekolah.
Kemitraan memandang semua pihak yang memiliki kepentingan terhadap sekolah merupakan pihak yang dapat didayagunakan dan mampu membantu sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam kemitraan. Grant (1979:128) mengingatkan bahwa kemitraan tidak boleh mengabaikan prinsip akuntabilitas dan kemandirian. Dalam hal menumbuhkan kemandirian, secara eksplisit Grant menganjurkan agar setelah terbentuknya kelompok kemitraan masing-masing anggota harus menjaga kentralan khususnya dalam segi politik.
2.      Pengertian Partisipasi
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, partisipasi adalah perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan atau keikutsertaan atau peran serta. Menurut Made Pidarta (dalam Dwiningrum 2011), partisipasi adalah pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu kegiatan. Keterlibatan dapat berupa keterlibatan mental dan emosi serta fisikdalam menggunakan segala kemampuan yang dimilikinya (berinisiatif) dalam segala kegiatan yang dilaksanakan serta mendukung pencapaian tujuan dan tanggung jawab atas segala keterlibatan.
Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi dari seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk menyokong kepada pencapaian tujuan pada tujuan kelompok tersebut dan ikut bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Cohen dan Uphoff (1997) mengungkapkan partisipasii sebagai keterlibatan dalam proses pembuatan keputusan, pelaksanaan program, memperoleh kemanfaatan dan mengevaluasi program.
3.      Jenjang Kerjasama dalam Kemitraan
Kemitraan dalam opersionalnya merupakan sebuah kerjasama antara orang atau kelompok orang yang berkomitmen untuk berbagi tanggungjawab untuk mencapai satu tujuan bersama-pendidikan yang bermutu bagi semua, terutama bagi golongan masyarakat miskin. Dalam kerjsama tersebut terdapat berbagi jenjang:
-          Jaringan (networking): yang dapat membantu mitra untuk bekerja lebih baik.
-          Koordinasi (coordination): melakukan penyesuaian agar dapat mengakomodasi yang lain supaya tidak saling konflik.
-          Kooperasi (cooperation): melakukan penyesuaian agar dapat mengakomodasi yang lain.
-          Kolaborasi (collaboration): aspek ini pekerjaan menjadi tanggungjawab masing-masing sesuai bidang keahlian dan akhirnya berbagi hasil bersama.
4.      Implementasi Kemitraan Dalam Pembangunan
Kemitraan dalam pembangunan diimplementasikan dengan menggunakan prinsip PACTS:
-          Partisipasi (Participation): Semua pihak memiliki kesempatan yang sama untuk menyatakan pendapa untuk mengampil keputusan yang akan diseakati bersama.
-          Akseptasi (Acceptable): saling menerima dengan apa adanya dalam kesetaraan. Masing-masing memiliki fungsinya sendiri-sendiri.
-          Komunikasi (Communication): masing-masing pihak harus mau dan mampu mengkomunikasikan dirinya serta rencana kerjanya sehingga dapat dikoordinasikan dan disinergikan.
-          Percaya (Trust): saling mempercayai dan dapat dipercaya untuk membina kerjasama. Di sini transparansi menjadi tuntutan dan tidak bisa ditawar.
-          Berbagi (Share): semua yang terlibat dalam kemitraan harus mampu membagikan diri dan miliknya (waktu, harta dan kemampuan) untuk mencapai tujuan bersama.


  
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ø  Definisi komunitas adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang untuk membentu satu organisasi yang memiliki kepentingan bersama. Dalam  komunitas belajar terlihat saling bantu membantu diantara anggota komunitas.
Ø  Partisipasi orang tua ini sangat tergantung pada ciri dan kreativitas sekolah dalam menggunakan pendekatan kepada mereka, karena pendidikan di sekolah sangat tergantung pada apa dan bagaimana sekolah melakukan pendekatan dalam rangka memberdayakan mereka sebagai mitra penyelenggaraan sekolah yang berkualitas.
Ø  Dalam mengembangkan pendidikan berbasis masyarakat seharusnya pemerintah memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Melayani masyarakat, merupakan pilar utama dalam memberdayakan dan membantu masyarakat dalam menemukan kekuatan dirinya untuk bisa berkembang secara optimal
Ø  Kemitraan dalam opersionalnya merupakan sebuah kerjasama antara orang atau kelompok orang yang berkomitmen untuk berbagi tanggungjawab untuk mencapai satu tujuan bersama-pendidikan yang bermutu bagi semua, terutama bagi golongan masyarakat miskin.

DAFTAR PUSTAKA

Arief S. Sadiman. 2010. Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatanya, Jakarta: Rajawali Pers.

Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Mandikdasmen. 2006. Pemberdayaan Komite Sekolah.

Dwiningrum. Siti Irene Astuti. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hasbullah. 2009. Dasar-dasar llmu Pendidikan. Ed. Revisi. Jakarta. Rajawali Pers.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Jakarta: PT.Remaja Rosdakarya.


http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com

0 komentar:

Posting Komentar