Rahmad Maulidar

Rahmad Maulidar
Tgk. Rahmad Maulidar, S.Pd.I

Minggu, 21 Agustus 2016

MAKALAH : Pentingnya Pendidikan Kesehatan Bagi Pola Pikir PENJAS

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas, emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan jasmani.
Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga yang harus dijaga agar kita dapat terus bertahan hidup di dunia ini. Kesehatan sangatlah penting, karenakesehatan itu tidak dapat dibeli dengan uang. Kita sendirilah yang harus bertanggung jawab atas kesehatan kita. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga kesehatan. Salah satu cara menjaga kesehatan ialah dengan berolahraga secara teratur. Selain olahraga, pola hidup juga dapat mempengaruhi kesehatan. Olahraga merupakan kegiatan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga jantung cukup terbebani kesehatan. Walaupun olahraga itu penting, tetapi masih banyak orang yang belum menyadarinya. Banyak  penyakit yang bersumber dari pola hidup yang salah, seperti kurang bergerak dan berolahraga, serta kurang istirahat dan lupa makan. Orang-orang beralasan, mereka terlalu sibuk untuk berolahraga. Padahal olahraga sangat dibutuhkan. Olahraga juga dapat menghilangkan stres. Karena itulah, dalam makalah ini akan dituliskan betapa pentingnya pendidikan olahraga terhadap mahasiswa pendidikan jasmani, agar yang lainnya sadar dan dapat mengambil suatu kebaikan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan, yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini berupa:
1.      Bagaimana perkembangan pola pikir mahasiswa penjas?
2.      Bagai mana hubungan pendidikan kesehatan terhadap pendidikan penjas?
3.      Bagaimana peran pendidikan kesehatan terhadap pola pikir mahasiswa penjas?

C.    Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.      Bagaimana perkembangan pola pikir mahasiswa penjas?
2.      Bagai mana hubungan pendidikan kesehatan terhadap pendidikan penjas?
3.      Bagaimana peran pendidikan kesehatan terhadap pola pikir mahasiswa penjas?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi dan Fungsi Pendidikan Jasmani

        Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Dengan demikian Pendidikan jasmani (PENJAS) merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak.

      Sementara fungsi pendidikan jasmani dapat di bagi berdasarkan aspek-aspek tinjauannya, diantaranya: 

1. Aspek organik

a. Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan untuk pengembangan keterampilan

b. Meningkatkan kekuatan yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot

c. Meningkatkan daya tahan yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk menahan kerja dalam waktu yang lama

d. Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan aktivitas yang berat secara terus menerus dalam waktu relatif lama

e. Meningkatkan fleksibelitas, yaitu; rentang gerak dalam persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi cidera.


2. Aspek neuromuskuler

a. Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot

b. Mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti; berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong, menderap/ mencongklang, bergulir, dan menarik

c. Mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti; mengayun, melengok, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung, membongkok

d. Mengembangkan keterampilan dasar manipulatif, seperti; memukul, menendang, menangkap, berhenti, melempar, mengubah arah, memantulkan, bergulir, memvoli

e. Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti; ketepatan, irama, rasa gerak, power, waktu reaksi, kelincahan

f. Mengembangkan keterampilan olahraga, seperti; sepak bola, soft ball, bola voli, bola basket, baseball, atletik, tennis, beladiri dan lain sebagainya

g. Mengembangkan keterampilan rekreasi, seperti, menjelajah, mendaki, berkemah, berenang dan lainnya.


3. Aspek perseptual

a. Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat

b. Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat atau ruang, yaitu kemampuan mengenali objek yang berada di: depan, belakang, bawah, sebelah kanan atau sebelah kiri dari dirinya

c. Mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu; kemampuan mengkoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerak yang melibatkan tangan, tubuh, dan atau kaki

d. Mengembangkan keseimbangan tubuh (statis, dinamis), yaitu; kemampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis

e. Mengembangkan dominansi (dominancy), yaitu; konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki kanan/kiri dalam melempar atau menendang

f. Mengembangkan lateralitas (laterality), yaitu; kemampuan membedakan antara sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau kiri tubuhnya sendiri

g. Mengembangkan image tubuh (body image), yaitu kesadaran bagian tubuh atau seluruh tubuh dan hubungannya dengan tempat atau ruang.


4. Aspek kognitif

a. Mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan

b. Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan, dan etika

c. Mengembang kan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi

d. Meningkatkan pengetahuan bagaimana fungsi tubuh dan hubungannya dengan aktivitas jasmani

e. Menghargai kinerja tubuh; penggunaan pertimbangan yang berhubungan dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas dan dirinya

f. Meningkatkan pemahaman tentang memecahkan problem-problem perkembangan melalui gerakan.


5. Aspek sosial

a. Menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan dimana berada

b. Mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan dalam situasi kelompok

c. Belajar berkomunikasi dengan orang lain

d. Mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide dalam kelompok

e. Mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat

f. Mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima di masyarakat

g. Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif

h. Belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif

i. Mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik.


6. Aspek emosional

a. mengembangkan respon yang sehat terhadap aktivitas jasmani
b. mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton
c. melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat
d. memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas
e. menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan.


B.     Pola Pikir Mahasiswa Pendidikan Jasmani

          Keilmuan yang sudah berkembang belakangan juga turut mewarnai wawasan serta cara berfikir mahasiswa penjas, yang memberikan landasan paradigma (cara pandang) keolahragaan dari aspek manajemen olahraga, olahraga dan lingkungan, ilmu-ilmu kepelatihan,general and spesifik instructional sciences, ekonomi dan bisnis olahraga, hakikat perkembangan anak dan manusia, ilmu dan teori gerak, dan banyak lagi. 

           Dengan demikian, mahasiswa yang berbakat atau berprestasi dalam salah satu cabang olahraga dapat menyalurkannya sehingga diharapkan berprestasi tinggi. Mereka yang berprestasi inilah yang turut mengharumkan nama daerah dan bangsa. Dalam menjaga kestabilan prestasi mahasiswa penjas, maka perlu suatu upaya yang menjadikan landasan fisik terhadap terwjaganya kesehatan para mahasiswa. Upaya tersebut berupa strategi berolahraga yang baik dan teratur, manajemen waktu berolahraga dan istirahat, dan banyak hal lainnya.

C.    Pendidikan Kesehatan dan Pendidikan Pendidikan Jasmani
Olahraga dan kesehatan adalah dua hal yang walau berbeda namun memiliki keterikatan yang sangat erat. Dengan hidup teratur, istirahat teratur dan olahraga teratur, kesehatan bukanlah hal yang mustahil dipertahankan. Kesehatan akan dapat menciptakan hidup yang lebih bahagia lagi.
Dalam olahraga dan kesehatan terdapat hubungan yang sangat erat. Para ahli telah membuktikan saat berolahraga, aliran darah berjalan lebih lancar. Ketika berolahraga, organ tubuh khususnya jantung akan terpacu lebih lagi. Dengan demikian organ tubuh yang menjadi pemacu aliran darah ke seluruh tubuh bertambah kuat. Kuatnya jantung membuat aliran darah juga berjalan dengan lancar.
Selain jantung yang semakin terlatih, organ tubuh lain yang juga terlatih saat berolahraga adalah paru-paru. Tarikan dan hembusan nafas yang lebih cepat membuat kerja paru-paru ikut terpacu. Dengan demikian olahraga dan kesehatan paru-paru juga memiliki hubungan yang erat.
Bagian tubuh lain yang ikut terlatih saat berolah raga adalah anggota tubuh. Saat kita melakukan berbagai gerakan saat berolahraga, anggota tubuh yang bersangkutan juga akan terlatih. Misalnya saat berlari, anggota tubuh seperti kaki akan terlatih dengan baik. Saat bermain bulutangkis, anggota tubuh seperti kaki, tangan dan otot di sekujur ikut terkena efeknya.
Dengan terlatihnya berbagai organ dan anggota tubuh membuat kerja setiap organ dan anggota tubuh menjadi lebih maksimal lagi. Hal inilah yang membuat tubuh menjadi sehat dan tentu ada hubungannya juga dengan usia. Walau usia di tangan Tuhan, namun olahraga bisa menjadi salah satu penentu usia pula.
Kerasnya hidup dan padatnya aktivitas dapat memicu terjadinya stress. Namun dengan olahraga yang teratur, Anda tidak akan mudah terkena stress. Tanpa stress tentu hidup akan lebih sehat karena banyaknya penyakit muncul diawali dari stress. Pikiran juga akan tetap fresh dengan olahraga.

D.    Peran Pendidikan Kesehatan Terhadap Pola Pikir Mahasiswa Pendidikan Jasmani
Pada dasarnya manusia terdiri dari dua subsistem yaitu psikis (jiwa atau mental) dan fisik (soma atau badan). Kedua subsistem yang menyatu pada manusia ini tidak dapat dipisahkan satu dan yang lainnya. Jika salah satu mengalami gangguan maka akan berpengaruh pada bagian yang lain. Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa antara pasien yang sakit secara medis menunjukan adanya gangguan mental seperti stress, depresi, gangguan kepribadian dan lain-lain. Sebaliknya orang-orang yang dirawat karena gangguan mental juga menunjukan adanya gangguan fisik, karena itu kondisi kejiwaan atau mental sesesorang dapat mempengaruhi fungsi tubuhnya. Seperti halnya perubahan emosi seseorang mampu menambah atau mengurangi rasa sakit yang dideritanya.
Moeljono Notosoedirdjo dan Latipun dalam bukunya "Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan" mengatakan; Goldberg (1984) mengungkapkan terdapat tiga kemungkinan hubungan antara sakit secara fisik dan mental:
1.      Orang mengalami sakit mental disebabkan oleh sakit fisiknya. Karena kondisi fisiknya tidak sehat, dia tertekan sehungga menimbulkan akibat sekunder berupa gangguan secara mental.
2.      Sakit fisik yang diderita itu sebenarnya gejala dari adanya gangguan mental.
3.      Antara gangguan mental dan sakit secara fisik adanya saling menopang, artinya bahwa orang menderita secara fisik menimbulkan gangguan secara mental, dan gangguan mental itu turut memperparah sakitnya.
Jelaslah bahwa kesehatan fisik dan kesehatan mental saling berhubungan, artinya jika satu terganggu akan membawa pengaruh kepada bagian yang lainnya. hubungan antara keduanya sangat kompleks meskipun tidak dapat dinyatakan bahwa satu aspek menentukan yang lainnya.
Untuk menemukan keseimbangan antara jiwa dan raga atau ingin sehat lahir dan batin maka seseorang itu harus memiliki empat pilar kesehatan. Dalam bukunya “Alqur'an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa” Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater memaparkan antara lain:
1.      Sehat secara jasmani/ fisik (biologic)
2.      Sehat secara kejiwaan (psikiatrik/ psikologik)
3.      Sehat secara sosial
4.      Sehat secara spiritual (kerohanian/ agama)
Terkait dengan manfaat kesehatan mental dari religiusitas, Abernethy (2000) mengusulkan ada beberapa mekanisme keagamaan untuk mempengaruhi kesehatan antara lain:
1.      Mengatur pola hidup individu dengan kebiasaan hidup sehat
2.      Memperbaiki persepsi ke arah positif
3.      Memiliki cara penyelesaian masalah yang spesifik
4.      Mengembangkan emosi positif
5.      Mendorong kepada kondisi yang lebih sehat
Begitu pula manfaat olahraga terhadap kesehatan tubuh itu sendiri  juga sudah dijelaskan dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (olah raga kesehatan bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan), antara lain:
1.      Peningkatan
Meskipun orang itu bebas penyakit belum tentu orang itu sehat, dengan mengukur beban latihan yang di berikan pada seseorang, maka kebugaran dapat di klasifikasi menjadi sangat kurang. Latihan fisik yang teratur dan terukur di sertai gizi yang cukup akan meningkatkan kebugaran seseorang. Kebugaran ini ditandai olah daya tahan jantung, otot, kelenturan tubuh, komposisi tubuh, kecepatan gerak, kelincahan, denyut nadi. Latihan selalu di monitor agar tidak melebihi denyut yang di perbolehkan antara72-87%  dari denyut yang maksimal.
2.      Pencegahan          
Olahraga dapat mencegah dampak negatif dari hopokenisia [kurang gerak], memperlambat proses penuaan, memperlancar proses kelahiran pada wanita kehamilan.
3.      Pengobatan
Membantu proses penyembuhan pada penyakit jantung, kencing manis, rematik, asma, kropos tulang, dll. Peredaran darah orang yang berolahraga lebih lancar, sehingga racun yang menumpuk di tubuh cepat di keluarkan.
4.      Pemulihan
Penyandang cacat, kerusakan otak, tuna rungu, epilepsi dan lain-lain membutuhkan olahraga yang sesuai dengan keadaan yang di penderita. Apabila penyandang cacat ini tidak melakukan olahraga maka cacatnya akan bertambah karena terjadi kekurangan gerak, otak menjadi lemah sehingga mudah timbul penyakit-penyakit, jantung, ginjal, saluran darah dll. Selain itu olahraga bagi penyandang cacat juga sangat di perlukan untuk menghilangkan anggapan masyarakat bahwa mereka tidak mampu berbuat apa-apa.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
ü  Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
ü  Dalam olahraga dan kesehatan terdapat hubungan yang sangat erat. Para ahli telah membuktikan saat berolahraga, aliran darah berjalan lebih lancar. Ketika berolahraga, organ tubuh khususnya jantung akan terpacu lebih lagi.
ü  Namun dengan olahraga yang teratur, Kita tidak mudah terkena stress. Tanpa stress tentu hidup kita akan lebih sehat karena banyaknya penyakit muncul diawali dari stress. Pikiran juga akan tetap fresh dengan olahraga.
ü  Terkait dengan manfaat kesehatan mental dari religiusitas, Abernethy (2000) mengusulkan ada beberapa mekanisme keagamaan untuk mempengaruhi kesehatan antara lain:
o   Mengatur pola hidup individu dengan kebiasaan hidup sehat
o   Memperbaiki persepsi ke arah positif
o   Memiliki cara penyelesaian masalah yang spesifik
o   Mengembangkan emosi positif
o   Mendorong kepada kondisi yang lebih sehat
ü  Manfaat olahraga terhadap kesehatan tubuh itu sendiri juga sudah dijelaskan dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (olah raga kesehatan bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan), antara lain:
o   Peningkatan olah daya tahan jantung, otot, kelenturan tubuh, komposisi tubuh, kecepatan gerak, kelincahan, denyut nadi dan lainya.
o   Pencegahan dampak negatif dari hopokenisia [kurang gerak], memperlambat proses penuaan, memperlancar proses kelahiran pada wanita kehamilan.
o   penyembuhan pada penyakit jantung, kencing manis, rematik, asma, kropos tulang, dll.
o   Pemulihan penyandang cacat, kerusakan otak, tuna rungu, epilepsi dan lain-lain.
B.     Saran
Adapun makalah kami ini adalah makalah hasil pemikiran sendiri, yang didasari dari refrensi-refrensi yang kami dapatkan baik dari buku diperpustakaan maupun pengetahuan dari online. Jika terdapat kesalahan dan kekurangan dari makalah kami ini, kami berharap kritik/saran dan masukan dari pembaca, guna untuk mewujudkan perubahan kelebih baik di kemudian harinya. Terimakasih..


  
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abu Ahmadi. 1990. Teknik Belajar yang Efektif. Semarang: Rineka Cipta.

Ateng Abdul Kadir, 1989. Pengantar Asas Asas Landasan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Rekreasi. Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti.

Husdarta H. J. S., 2009. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung.

Rahmad Maulidar, 2015. MAKALAH : Pentingnya Pendidikan Kesehatan Bagi Pola Pikir PENJAS. Diakses melalui situs: http://rahmadmaulidar1001ilmu.blogspot.co.id/2015/11/makalah-pentingnya-pendidikan-kesehatan.html, tanggal 2 Oktober 2015 jam 14.34 wib.
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com

0 komentar:

Posting Komentar